Just another WordPress.com site

Reaksi Redoks

Reaksi kimia dapat digolongkan ke dalam reaksi redoks dan reaksi bukan redoks. Istilah redoks berkaitan dengan peristiwa reduksi dan oksidasi.

1.      Perkembangan Konsep Reduksi Oksidasi

Pengertian reduksi dan oksidasi selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman. Pada awalnya, peristiwa reduksi dan oksidasi dikaitkan dengan perlepasan dan pengikatan oksigen yang kemudian berkembang menjadi pengikatan dan pelepasa elektron. Dan yang terakhir adalah naik atau turunnya bilangan redoks.

a.       Konsep Oksigen

Pada awalnya pengertian oksidasi dan reduksi dikatikan dengan oksigen. Oksidasi adalah pengikatan Oksigen dan reduksi adalah pelepasan Oksigen.

Contoh oksidasi:         4Al(s) + 3O2(g)     —–>     2Al2O3(s)

4Fe(s) + 3O2(g)     —–>     2Fe2O3(s)

Contoh reduksi:        Cr2O3(s) + 2Al Al2O3 + 2Cr

2Fe2O3(s)     +    3CO    —->   4Fe(s)  + 3CO2

 

 

b.      Konsep Pelepasan dan Penerimaan Elektron

Reaksi redoks ternyata bukan hanya melibatkan oksigen, melainkan juga melibatkan elektron. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Jadi setiap atom atau molekul yang melepaskan elektron mengalami reaksi oksidasi, walaupun dalam reaksi tersebut tidak ada reaksi dengan oksigen.

Contoh:           Al      —>     Al3+ +          3e

Cr   —>       Cr3+ +          3e

Reduksi adalah proses pengikatan elektron.

Contoh:           Al3+ +          3e      —>      Al

Cu2+ +          2e       —>      Cu

Bila ditinjau dari pelepasan atau penerimaan elektron maka reaksi redoks yang menggunakan konsep pelepasan dan penerimaan elektron harus berlangsung secara bersamaan. Tidak mungkin ada reaksi oksidasi saja atau reduksi saja. Sebab, jika ada elektron terlepas dari suatu reaksi maka harus ada yang menerima elektron tersebut.

Oleh karena itu, jika ada zat yang melepaskan elektron, maka harus juga disertai dengan zat yang menerima elektron.

Contoh:

Reduksi:          Cr3+ +          3e      —>     Cr

Oksidasi:                                 Al Al        +          3e

Redoks:           Cr3+ +          Al         —>     Cu       +          Al3+

c.       Konsep Perubahan Bilangan Redoks

Suatu unsur dikatakan mengalami oksidasi jika bilangan oksidasi dari unsur tersebut mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Sebaliknya, jika bilangan oksidasi dari unsur tersebut mengalami penurunan, berarti unsur tersebut mengalami reduksi.

Contoh:

C2O      —>          2CO2

Terjadi kenaikan bilangan oksidasi C dari “+3” menjadi “+4”. Maka reaksi ini dikatakan sebagai reaksi oksidasi

MnO     —>           Mn2+

Terjadi penurunan bilangan oksidasi Mn dari “+7” menjadi “+2”. Maka reaksi ini dikatakan sebagai reaksi oksidasi.

2.      Konsep Bilangan Oksidasi

a.       Pengertian Bilangan Oksidasi

Bilangan oksida suatu unsur dalam suatu senyawa adalah muatan yang dimiliki oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif.

b.      Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi

Dengan mempertimbangkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan suatu aturan untuk menentukan bilangan oksidasi adalah sebagai berikut:

1)      Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi = 0;

2)      Flourin, unsur paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan 1 elektron, mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya;

3)      Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif. Bilangan oksidasi beberapa unsur logam adalah sebagai berikut:

Golongan IA  = +1                 Al = +3

Golongan IIA = +2                 Zn = +2

Ag = +1                                   Fe = +2 dan +3

Sn = +2 dan +4                       Hg = +1 dan +2

Pb = +2 dan +2                       Cu = +1 dan +2

Au = +1 dan +3                      Pt = +2 dan +4

4)      Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengan muatannya;

5)      Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali jika unsur H bersenyawa dengan unsur logam maka bilangan oksidasinya menjadi = – 1;

6)      Bilangan oksidasi O umumnya = -2

Kecuali:

a)      Dalam F2O, bilangan oksidasi O = -2

b)      Dalam peroksida, seperti H2O2, bilanganoksidasi O = -1

c)      Dalam superoksida, seperti KO2, bilangan oksidasi O =

7)      Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0;

8)      Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion                     poliatom = muatannya.

Comments on: "Reaksi Redoks" (2)

  1. 4Al(s) + 3O2(g) —–> 2Al2O3(s) itu bukannya reduktor ya.. koreksi lagi deh kalo bener jelasin yaa…

Leave a comment