Just another WordPress.com site

Aluminium

A. Karakteristik Aluminium

Aluminium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1809 sebagai suatu unsur dan pertama kali direduksi dengan logam oleh H. C. Oersted pada tahun 1825. Secara industri tahun 1886, Paul Herould di Prancis dan C. N. Mall di Amerika Serikat secara terpisah telah memperoleh logam Aluminium dari Alumina dengan cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai sekarang proses Herould Hall masih dipakai untuk memproduksi Aluminium.

Bahan dasar pembuatan Aluminium adalah bauksit (biji Aluminium) yang kemudian di ubah menjadi Alumina. Alumina inilah yang akan dielektrolisa membentuk Aluminium ingot. Biji Aluminium biasanya berupa senyawa oksida berupa Bayerit, Gibbsit atau hidrargilat, diaspor, Bohmit.

Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi. Karena sifat kereaktifannya maka Aluminium tidak ditemukan di alam dalam bentuk unsur melainkan dalam bentuk senyawa baik dalam bentuk oksida Alumina maupun Silikon.

Sumber Aluminium yang sangat ekonomis adalah bauksit. Bauksit adalah biji yang banyak mengandung Alumina (Al2O3) yakni 30 – 60 % serta 12 – 30 % adalah air. Makin banyak oksida besi yang mengotori maka akan semakin gelap warnanya. Bauksit dapat berwarna putih, krem, kuning, merah atau coklat dapat sekeras batu. Namun ada pula yang selembek tanah lempung (Al2O3.4SiO.2H2O).

Paduan Aluminium mengandung 99% Aluminium dan 1% mengandung Mangan, besi, Silikon, tembaga, Magnesium, seng, krom, dan Titanium. Menurut Schenk, paduan Aluminium mengandung logam lain, seperti: besi 0,5%,            Silikon 2 – 3 %, tembaga 1 – 2%, seng 0,9%, Mangan 0,5 – 0,8% , Magnesium 0,7%, Krom 0,3%, dan Titanium 0,3%.

Aluminium juga memiliki sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan sifat logam lain. Sifat-sifat Aluminium yang lebih unggul bila dibandingkan dengan logam lain adalah sebagai berikut:

  1. Ringan

Massa jenis Aluminium pada suhu kamar (29oC) sekitar 2,7 gr/cm3.

  1. Kuat

Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3, tetapi daya ini dapat berubah menjadi lebih kuat dua kali lipat apabila Aluminium tersebut dikenakan proses pencairan atau roling. Aluminium juga menjadi lebih kuat dengan ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mg, Zn, Mn, Si.

  1. Ketahanan Terhadap Korosi

Aluminium mengalami korosi dengan membentuk lapisan oksida yang tipis dimana sangat keras dan pada lapisan ini dapat mencegah karat pada Aluminium yang berada di bawahnya. Dengan demikian logam Aluminium adalah logam yang mempunyai daya tahan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja lainnya.

  1. Daya Hantar Listrik Yang Baik

Aluminium adalah logam yang paling ekonomis sebagai penghantar listrik karena massa jenisnya  dari massa jenis tembaga, dimana kapasitas arus dari Aluminium kira-kira dua kali lipat dari kapasitas arus pada tembaga.

  1. Anti Magnetis

Aluminium adalah logam yang anti magnetis.

  1. Toksifitas

Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak berbau.

  1. Kemudahan dalam proses

Aluminium mempunyai sifat yang baik untuk proses mekanik dari kemampuan perpanjangannya, hal ini dapat dilihat dari proses penuangan, pemotongan, pembengkokan, ekstrusi dan penempaan Aluminium

  1. Sifat dapat dipakai kembali

Aluminium mempunyai titik lebur yang rendah, oleh karena itu kita dapat memperoleh kembali logam Aluminium dari scrap.

Aluminium juga mempunyai sifat kimia dan fisika yang khas. Sifat ini membedakan Aluminium dari logam-logam lain. Sifat-sifat khas Aluminium tersebut adalah sebagai berikut:

 

1.      Sifat kimia

Aluminium mempunyai nomor atom 13, dan massa atom relatif 26,98. Aluminium juga bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi sebagai berikut:

a.       Al2O3 +    3H2SO4 Al2(SO)3 +      3H2O

b.      Al2O3 +    6NaOH            2Na3AlO2 +      6H2O

 

2.      Sifat Fisika

Aluminium memiliki sifat fisika seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1. berikut:

Tabel 2.1 Sifat-sifat Aluminium[1]

NO Sifat Nilai
1 Jari-jari atom
2 Volume atom 10 cm/gr.atm
3 Density (660oC) 2,368 gr/cm3
4 Density ( 20oC) 2,6989 gr/cm3
5 Potensial elektroda (25 oC) -1,67 volt
6 Kapasitas panas (25oC) 5,38 cal/mol oC
7 Panas pembakaran 399 cal/gr mol
8 Tensile strength 700 MPa
9 Kekerasan brinnel 12-16 skala mehs
10 Hantaran panas (25oC) 0,49 cal/det oC
11 Valensi 3
12 Kekentalan (700oC) 0,0127 poise
13 Panas peleburan 94,6 cal/gr
14 Panas uap 200 cal/gr
15 Massa atom 26,98
16 Titik lebur 660oC
17 Titik didih 2452oC
18 Tegangan permukaan 900 dyne/cm
19 Tegangan tarik 4,76 kg/mm

[1] Douglas M. Considin P. E., Scientific Encyclopedia, Australia, Van Mostran Reinold Company, 1983.

Leave a comment